Bpom

Makan Sehat ala Generasi Cerdas, Scan Barcode BPOM dulu.

Scan barcode BPOM dilakukan untuk tahu makanan dan minuman yang kamu pilih aman. Saya akan membahas tentang menjadi generasi millennial – generasi Cerdas – yang tahu caranya melakukan pola hidup sehat di kota Metropolitan. Saya mau disclaimer dulu ya kalau tulisan ini ada banyak pendapat-pendapat pribadi. Jadi jika ada yang mau mengungkapkan pendapatnya boleh banget loh kasih masukan & tinggalkan jejak di kolom komentar. 

Berawal dari Hari Pangan Sedunia

Dalam rangka hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM mengadakan sebuah acara di kawasan Gatot Subroto tepatnya di  Mitra Terrace, Sabtu tanggal 9 November 2019 lalu. Acara yang sebagian besar dihadiri oleh anak-anak SMA ini bertujuan untuk mengajak generasi Millennial untuk lebih cerdas dalam memilih, membeli bahkan mengkonsumsi semua jenis makanan. Acara yang dipandu oleh kak Kemal dan diisi dengan sejumlah informasi oleh Kepala Badan POM Ibu Dr.IR Penny K. Lukito, MCP dan Guru Besar Teknologi Pangan IPB bapak Prof. DR. Purwiyatno Hariyadi cukup menarik diikuti pada hari itu. Saya sendiri merasa mendapatkan beberapa info penting terkait pangan. Mulai dari jenis pangan khas Indonesia, melihat label makanan kemasan, mengukur kadar GGL (garam, gula dan lemak) sampai pada hal terpenting yaitu mengajak masyarakat terutama generasi millennial untuk lebih peduli dalam memilih makanan baik yang belum diolah maupun yang sudah diolah.  
Saya pernah bertanya sama beberapa teman yang suka sekali melakukan diet. Salah satu contohnya seperti ini; Apa makanan yang kamu konsumsi cukup untuk tubuh? Bagaimana kadar GGL-nya? kira-kira nutrisinya tercukupi-kah dan yang pasti  apakah makanan yang dikonsumsi cukup membuat kenyang?
 
Beberapa orang yang melakukan diet mungkin lebih teliti dalam memilih makanan. Mereka juga cukup kompeten untuk melihat makanan yang akan mereka beli apalagi mereka konsumsi. Jika makanan itu adalah makanan kemasan mereka pasti lebih sering melakukan CEK KLIK daripada yang saya lakukan. Cek Kemasan, Label, Izin Edar dan Kedaluwarsa. Jika saya yang belanja makanan yang terpenting adalah melihat kemasan tersebut, masih rapih dan tersegel dengan baik atau tidak. Dan yang terpenting adalah tanggal kedaluwarsanya masih lama atau sebentar lagi. Bahkan saya tidak atau sangat jarang melihat table nutrisi, Beda banget dengan beberapa teman saya yang suka diet. Mereka akan sangat teliti melihat table-tabel nutrisi yang tertera. Karena itu, kadang jenis manusia seperti saya yang tidak suka repot ini, bisa memanfaatkan aplikasi yang BPOM. Saya bisa tahu banyak hal tentang makanan yang saya beli dengan hanya cek KLIK pada makanan. Dengan system 2D Barcode, siapa saja bisa melihat informasi legalitas produk melalui aplikasi BPOM Mobile. Dengan kemajuan teknologi dan generasi yang semakin hari semakin mengandalkan Smartphone menurut saya system ini sangat membantu. Saya tidak perlu membaca satu-satu cukup scan barcode BPOM dan sejumlah informasi dari makanan tersebut dapat dibaca dengan jelas.
Di Era industry 4.0 apapun bisa dilakukan secara Digital termasuk membeli makanan via online. Tidak heran jika mendapatkan makan saat ini sangatlah mudah. Apalagi promo-promo yang ditawarkan, diskon, cashback, gratis ongkir dan lain-lain. Membeli makan siang terasa lebih cepat pada waktu lapar atau bahkan pada saat mood sedang buruk. Kita tidak perlu bersusah payah untuk keluar ruangan apalagi antri. Masalahnya, hal sepele seperti mencari tahu apakah makanan yang sudah siap dikonsumsi dan dipesan bersihkah. Atau apakah makan tersebut aman sehingga tidak ada bakteri jahat bersarang tidak pernah terpikirkan. Hal-hal seperti yang saya sebutkan sebelumnya memberikan idea kepada Badan POM untuk bekerja sama dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) dan beberapa marketplace seperti Bukalapak, Halodoc, Klik Dokter, Grab, dan Gojek. Kerja sama ini dilatarbelakangi dari hasil pengawasan Badan POM melalui tim Cyber Patrol yang menunjukkan bahwa banyak produk Obat dan Makanan yang tidak memenuhi standar keamanan, manfaat, dan mutu yang diperjualbelikan melalui berbagai platform marketplace. Semoga dengan kerja sama seperti ini dapat meningkatkan efektivitas pengawasan keamanan, kualitas dan mutu serta kebenaran informasi dari produk obat dan makanan yang beredar secara online.
 

Makan sehat ala Generasi Cerdas

Konsumen cerdas adalah konsumen yang mampu mengkonfirmasi terlebih dahulu kebenaran dari setiap informasi dari produk yang dibeli bisa itu berupa obat ataupun makanan. Jangan lupa untuk mengkonfirmasi setiap jenis berita makanan sebelum disebarluaskan agar tidak adanya penyebaran hoax Obat dan Makanan. Jadi, tidak salah jika Badan POM bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) untuk mengurai bahkan mencegah berita-berita hoax tentang Obat dan Makanan. Semoga dengan kampanye keamanan pangan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilih dan mengkonsumsi pangan yang aman, bermutu dan bergizi dalam rangka mewujudkan zero hunger world. Jadi, kawan-kawan semua, yuks-lah jaga pola makan dan pastinya harus pintar-pintar dalam membeli, mengolah dan memakan semua jenis makanan. 
scan barcode BPOM
Rare Disorders

Mengenal Komunitas Indonesia Rare Disorders dalam Merangkul Masyarakat

Komunitas Indonesia Rare Disorders | Lama juga ya aku nggak nulis, padahal aku harusnya bisa konsisten update setiap minggunya. Payah banget ya aku sampe bolos nulis terus 😔
Btw, mungkin tulisan yang satu ini akan jadi tulisan terakhir di tahun 2017 *maaf banget nggak jadi review film, padahal filmnya lagi banyak yang bagus untuk sekedar di update* dan aku akan usaha untuk konsisten nulis di tahun 2018. Bagi yang biasa baca bisa cek Every Friday kok, aku pastikan update sebelum jam pulang kantor.
Oh iya, satu lagi sebelum lupa, blog yang satu ini akan berupa beragam kegiatan yang biasanya aku ikuti, review film, buku (kalau sempat) serta hal-hal biasanya berhubungan dengan komunitas, seperti tulisan yang akan aku bahas sebentar lagi. Dan yang mau lihat review make up, skin care, fashion, food or traveling bisa mampir ke blog aku silviaputri.com yang satunya. Aku harap kalian mampir ya, hehehe
Sekarang, aku akan mulai bahas yang seharusnya aku bahas dari tadi, Rare Disorders
Beberapa hari yang lalu, ralat, beberapa minggu yang lalu, dengan senang hati aku melangkah ke Nolita Café yang jaraknya beberapa langkah dari Pondok Indah Mall untuk menghadiri acara yang diadakan Momiesdaily.com dan csr-nya Nivea. Aku dapat undangan dari BloggerCrony, thanks to mba wawa 😍 karena acara yang bertajuk Sentuhan Ibu memberikan informasi yang selama ini tidak diketahui banyak orang termasuk aku tentunya.
Jika biasanya masyarakat mengetahui tentang anak-anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang menderita autism,maka dalam pertemuan ini lain adanya. Ada istilah asing yang baru aku dengar yaitu Rare Disorders.

Apa itu Rare Disorders?

Sama seperti kalian, aku juga belum terlalu paham apa itu rare disorders sebelum mendengar kisah mba Yola Tsagia (pendiri Indonesia Rare Disorder) yang membesarkan putri tercintanya Odilia Queen Lyla yang berusia 9 tahun dan menderita Treacher-Collins Syndrome. Treacher-Collins Syndrome merupakan salah satu dari sekian banyak jenis dari Rare Disorders yaitu, Pierre-Robin Syndrome, DiGeorge Syndrome, Donohue Syndrome, Joubert Syndrome, Immunogenic Thrombocytopenia Purpura dan lain sebagainya.
Rare Disorders merupakan kalainan yang 80% -nya disebabkan oleh Genetik tapi jangan lupakan bahwa masih ada 20% faktor non genetik. Contoh faktor non genetik seperti lingkungan sekitar dan beragam faktor lainnya yang dapat mempengaruhi sang Ibu pada masa-masa kehamilan. Ciri-ciri anak yang mengalami gangguan Rare Disorders bisa dilihat dari;
a.       Ciri fisik yang tidak wajar 
b.      Gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan
c.       Masalah pada jalan pernapasan, organ tubuh, paru-paru dan lain sebagainya.
Karena itu, sangat disayangkan jika sang ibu tidak mengenali gejala-gejala yang tidak biasa pada anak sesuai dengan usia dan semestinya.

Kisah Yola dan Odill

Dalam kasus mba Yola, benar-benar sangat disayangkan karena dia baru mengetahui putrinya menderita salah satu gangguan Rare Disorders pada usia 6 tahun. Tentu hal itu sangat terlambat dan memberikan pengaruh tersendiri pada kondisi psikis mba Yola pada saat itu. Mengetahui anak tercintanya menderita salah satu kelainan yang bisa menghambat tumbuh kembangnya, pergaulannya, bahkan kemandiriannya pada saat dewasa nanti bukanlah hal yang mudah. Putus asa di awal, pasti, tapi mba Yola dapat bangkit dan melawan segala rintangan yang ada.
Keterlambatan yang dialami mba Yola sendiri terjadi karena setiap kali berkonsultasi pada dokter anak, sang dokter selalu menyampaikan bahwa keterlambatan-keterlambatan Odil adalah hal yang wajar. Sampai mba Yola merasa tidak yakin dan berkali-kali ganti dokter. Dokter terakhirlah yang menyarankan mba Yola memeriksakan Odil pada spesialis lain.
 
Ketidaktahuan orang tua terhadap beragam kemungkinan penyakit yang diderita anak bisa jadi salah satu faktor keterlambatan, dan parahnya dokter juga tidak memiliki kompeten yang cukup untuk mengetahui bahwa ada yang salah dalam diri sang anak. sangat disayangkan.
Salah satu masalah awal yang harus dihadapi mba Yola dalam mendapingi sang Putri adalah mencari alat bantu dengar karena Odil memiliki masalah pendengaran. Cukup panjang perjalanan yang dilalui mba Yola dalam mencari alat bantu dengar (Bone Anchored Hearing Aids). BAHA bukanlah alat bantu biasa dan ketersediaannya di Indonesia bisa dikatakan tidak ada serta harganya sangat mahal.
Belum cukup dengan kabar bahwa sang putri mengalami kelainan dan harus mencari beragam kebutuhan yang tidak biasa ada lagi masalah lain yang harus dihadapi mba Yola. Mulai dari ucapan-ucapan dari orang sekitar terutama keluarga yang bertanya ‘siapa yang membawa penyakit ini’ serta pertanyaan-pertanyaan lainnya yang pelan namun cukup menyiksa. Bagaimana pun juga, mba Yola sadar bahwa kelainan yang diderita sang putri bisa datang dari pihak dirinya atau sang suami.
Tapi mba Yola tidak ber-kecil hati, di dalam pikirannya yang harus diutamakan adalah Odil. Bagaimana caranya agar Odil dapat hidup mandiri ketika dewasa nanti serta menjalani kehidupan anak-anaknya sekarang se-normal anak-anak yang lain.
Berkat keteguhan hatinya, serta usahanya yang tidak pernah berhenti untuk berusaha serta berusaha agar Odil mendapatkan segala hal yang dapat menunjang aktivitasnya sehari-hari membuahkan hasil yang tidak sia-sia. Mba Yola dapat berbangga hati karena sang putri mahir dalam berbagai bidang seni dengan kekurangan yang dia miliki. Mungkin awalnya sulit, tapi sang putri juga tidak menyerah dalam melawan kelainan dalam dirinya.

Indonesia Rare Disorders

Indonesia Rare Disorder adalah komunitas yang dibentuk oleh mba Yola. Pengalaman yang dimilikinya dibagi ke sesama orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Menceritakan pengalaman dan saling berbagi agar mereka-mereka yang memiliki nasib sama dapat berbagi, tidak merasa sendiri dan terkucilkan.
Mengenal Komunitas Indonesia Rare Disorders dalam Merangkul Masyarakat 2
Komunitas yang berdiri sejak September 2015 ini menyatukan penyandang dan keluarga dengan kelainan langka di Indonesia. IDR memiliki tujuan untuk saling merangkul dan membantu.
“Kalian tidak akan pernah sanggup menghadapi hal-hal seperti ini sendiri karena itu menurut aku komunitas ini akan sangat membantu semua.”
Mulai dari keluarga yang tidak memiliki pengalaman maupun ilmu serta kita yang semakin tahu tentang mereka yang membutuhkan bantuan (terutama psikis).
IRD juga memiliki misi untuk meningkatkan kepedulian terhadap kalainan langka, mengumpulkan data-data Rare Disorders di indonesia serta pemberdayaan para penyandang kalainan langka.

Memaksimalkan Potensi Anak Rare Disorders

Kita tahu, memaksimalkan potensi anak bukanlah pekerjaan mudah bagi setiap ibu. Mencari tahu bakat yang anak miliki serta kegiatan yang mereka sukai sehingga bisa menjadi salah satu acuannya yang dapat bermanfaat untuk masa depan.
Menurut Psikolagi Anggiastria Hanantyasari, peran ibu adalah hal yang sangat penting untuk memaksimalkan potensi anak. Apalagi dengan sentuhan-sentuhan kecil yang dapat merangsang kedekatan ibu dan anak. Sentuhan ibu adalah sentuhan terbaik yang bisa merespon anak untuk berkembang. Mulai dari konsultasi atau bercengkrama singkat, merespon setiap tindak-tanduk si kecil sampai mensupport segala hal yang disukainya.
Bisa jadi apa yang dilakukannya sekarang adalah bekal untuk masa depannya.
Bagi diriku yang belum menikah apalagi punya anak, aku tetap akan berpikir bahwa peran ibu adalah peran terpenting untuk tumbuh kembangnya sang buah hati. Ibu adalah orang pertama yang akan diberitahu si kecil dan ibu adalah bagian terpenting dalam hidupnya. Karena bagaimana pun juga menjadi ibu bukanlah pekerjaan apalagi kewajiban tapi peran terindah bagi setiap wanita.
*duuuh berasa sudah punya anak aku ya* hahahah
Mengenal Komunitas Indonesia Rare Disorders dalam Merangkul Masyarakat 4
Tapi tak apa, dengan begini aku belajar untuk lebih menghargai mama dan mempersiapkan diri menjadi seorang ibu suatu hari nanti. Sekian dulu tulisan kali ini. Bye semuanya. Sampai jumpa di 2018