No Time to Die

No Time To Die, Film Terakhir James Bond

Mari baca cuap-cuap saya tentang film yang sudah ditunggu-tunggu dari 2020, No Time To Die. Btw, beli tiketnya di M-Tix loh! Tujuannya agar tidak perlu report-report antri dan bisa mengurangi interaksi dengan orang lain juga. Tetap jaga jarak ya, apalagi cuci tangan dan pakai masker. Okay

You know, the Pandemic makes me scared about everything, no exception went to go to the cinema. And I think, watching movies in the cinema is not too bad. I can go anywhere including a closed room like the cinema.

Rasanya luar biasa loh! Keluar dari sangkar dan bisa balik duduk di bangku bioskop. Sudah lama tidak merasakan suasana nonton di cenima kan. Karena terlalu lama terkurung di rumah. Nonton di balik layar televisi ataupun smartphone. Apalagi film yang saya tonton adalah Box Office. Bahkan Rotten Tomatoes memberikan ranting hingga 84% dengan 300 lebih review. Amazing bukan? 

Sayangnya, menurut saya film James Bond kali ini terlalu banyak menampilkan sisi drama-nya dibandingkan dengan action. Apalagi durasinya juga cukup panjang yaitu 163 menit atau 2 jam 43 menit. Tentu buat saya yang tidak menyukai film drama waktu tersebut cukup panjang. Beberapa bagian dari film membuat saya berpikir, bumbu percintaannya cukup kental. Ya, walau jika dipikirkan kembali mungkin di film terakhir James Bond yang  diperankan oleh Daniel Craig, No Time To Die bertujuan sebagai penuntas. Akhir dari segala akhir. Sehingga teka-tekinya dikeluarkan semua termasuk percintaan sang playboy. 

No Time To Die menceritakan kisah terakhir dari James Bond dan sang kekasih Madeleine Swann (Lea Seydoux). Dimana Bond sedang menikmati masa pansiunnya setelah memenjarakan Ernst Stavro Blofeld (Christoph Waltz). “You need to watch ‘Spectre’ to know about who is? Namun, perjalanan Bond tidak pernah mulus, karena ternyata masih ada banyak yang belum terpecahkan.

Film ini fokusnya adalah tentang pencurian sejata ‘nanobot’, yaitu senjata yang ditransmisikan melalui kontak langsung dan telah direkayasa. Singkat cerita, cara kerja senjata tersebut seperti Virus, sesorang yang sudah ditargerkan cukup disetuh sekali saja. Maka senjata tersebut akan membunuh target dengan mudah. Dengan tujuan untuk menargetkan penanda DNA tertentu, baik dari individu, keluarga, atau etnis.

Jadi, senjatanya sudah disetting untuk membunuh orang tersebut. Mengambil sampel DNA-nya dan mencampurnya ke dalam senjata. Orang lainnya yang memegang, menyentuh ataupun menghirup tidak akan berefek apapun dengan senjata tersebut. Akan tetapi, seseorang yang sudah ditargetkan akan langsung berefek dan pelan-pelan “die’.

‘No Time To Die’ A little synopsis

Pada masa-masa pensiun inilah saatnya bagi Bond dan Madeleine berlibur dan pilihannya liburan mereka adalah Italy. Seperti sengaja, Madeliene memilih tempat ini untuk menyelesaikan sesuatu antara Bond dengan Vasper. Dimana hal tersebut tidak diketahui Medeliene. Selain Bond, Medeliene sendiri juga memiliki rahasia. Dan rahasia besar tersebut tidak pernah atau belum sempat dia bagi. Sehingga menjadi pemicu kemarahan Bond. 

Singkat cerita, sebelum kemarahan Bond terjadi. Saat mereka sampai dipenginapan, paginya Bond mengujungi kuburan ‘Vaspe’ and he said ‘I miss you’. Satu kalimat dan tidak lama kemudian bom meledak di kuburan ‘Vasper’. Tentu seseorang telah memasang perangkap untuk membuat kericuhan kecil. Setelah kejadian tersebut, satu persatu rahasia terungkap dan merusak liburan mereka hingga puncaknya Bond merasa kecewa dengan rahasia yang disembunyikan Medeliene. Bond memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka dan meninggalkan Madeliene di stasiun kereta api juga tidak berjanji untuk menemuinya kembali.  

They never meet again for five years. 

Seperti sebuah rencana yang gagal, Bond kembali dipertemukan dengan Medeliene untuk menyelesaikan suatu misi terakhir. Kasus yang akan ditangani oleh Bond mewajibkan mereka bekerjasama. Tujuannya adalah mencari tahu siapa yang mencuri sejata berbahaya yang menggunakan DNA dan parahnya ternyata senjata tersebut dibuat oleh MI6 sebagai senjata rahasia. Awalnya mereka menyangka bahwa ini adalah ulah dari oraganisasi ‘spectre’ akan tetapi ada orang yang lebih gila mencurinya. 

Lyutsifer Safin (Rami Malek) adalah seseorang yang memiliki dendam dengan  Blofeld, si pemimpin ‘specter’. Dan dia dengan dendamnya mengambil satu persatu persiapan yang dilakukan oleh ‘specter’. Hal yang paling tidak diduga ternyata Lyutsifer memiliki hubungan dengan Madelien. Tentu saja jalan cerita semakin seru dengan adanya orang ketiga bukan? Seseorang yang menganggap bahwa Madelien adalah milikinya karena satu dan lain hal. Pria sopan yang tidak emosional akan tetapi sangat kejam dan tidak berperasaan. 

Judul Ke-25 

No Time To Die adalah judul ke-25 dari franchise film 007 yang tentunya juga merupakan film terakhir dari actor Daniel Craig. Sejak berperan sebagai James Bond di Casino Royal 2016 lalu, Daniel sudah megambil hati para penonton sebagai sosok baru James Bond yang kharismatik. Dengan total lima film 007 diperankan olehnya dengan begitu apik dan memberikan kesan luar biasa menyenangkang. Seakan-akan sulit sekali mencari pengganti Bond selanjutnya.

  • Casino Royale (2006)
  • Quantum of Solace (2008) 
  • Skyfall (2012)
  • Spectre (2015)
  • No Time to Die (2021)

Selain itu, No Time To Die tidak lengkap rasanya jika belum menonton film-film James Bond sebelumnya. Setiap bagian seperti menuntaskan satu persatu masalah yang belum usai. Serta pesan-pesan tersirat seperti penyampaian tentang ras, gender bahkan warna kulit. Penonton dibuat terpukau dengan pemilihan agen 007 selanjutnya, seorang wanita berkulit gelap. Pemilihan ini tentu atas banyaknya pertimbangan dan cukup baik bagi perfilim di dunia. Penyampaian tersebut haruslah disambut hangat, bahwa kaum wanita bukan hanya sebagai pelengkap dalam sebuah organisasi. Warna kulit hitam maupun putih juga bukan masalah bahkan ras sekalipun.

Thank you to all readers. Bagi saya yang ga punya banyak waktu luang ini. Menulis jadi salah satu kegiatan yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Lelah kalau harus menulis sesuatu yang menguras emosi. Tapi, aku akan berusaha untuk rajin nulis biar ga jadi beban tapi jadi kegiatan yang bermanfaat. Lumayankan ya kalau di blog, dibandingkan di journal. Kalau di journal cukup yang pribadi-pribadi aja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *